Syekh Ali Jaber Pernah wajib Berutang Demi Berangkatkan Haji Seorang Pemulung

Syekh Ali Jaber memang pantas dikagumi banyak orang, khususnya umat muslim. Selain dakwahnya yang damai nan mencerahkan, ia juga kerap berderma dengan berbagai cara. Bahkan di saat tak berpunya, Syekh Ali rela berutang demi membahagiakan orang lain.

Sang adik, Syekh Muhammad Jabeer mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Syekh Ali sampai berutang demi memberangkatkan haji jemaahnya yang seorang pemulung. Syekh Ali meminjam uang kepada kerabat dan sejawat demi bisa membantu menunaikan rukun Islam ke lima jemaahnya itu. "Di masjid tadi sudah kita sampaikan sebenarnya, SyekhAliJaber banyak cobaan beberapa tahun yang lalu, sampai dia punya utang sebenarnya karena ini (menaikan haji)."

"Beliau membantu memberangkatkan jamaah. Walaupun dia nggak mampu, tapi beliau pinjam dari teman, sahabat untuk jamaah," ujar Syekh Muhamad usai memakamkan saudaranya itu di pelataran Pondok Pesantren Daarul Qur'an, Cipondoh, Tangerang, Kamis (14/1/2021). Hal itu membuat Syekh Muhamad menekankan kepada teman dan kerabat yang ikut memakamkan Syekh Ali, langsung menghubungi dirinya jika merasa pernah meminjamkan uang.

"Makanya tadi saya sampaikan ke seluruh jamaah apabila beliau punya utang, alihkan kepada saya. Saya akan tanggung jawab, biar beliau tenang di kubur dan bebas dari hutang," ujarnya. Namun, jika ada yang berbaik hati menganggap lunas tanpa harus dibayar, Syekh Muhamad sangat berterima kasih.

"Kalau betul betul masih tagih, boleh alihkan kepada saya. Insya allah kita usaha, dibantu juga sama Ustaz Yusuf Mansur menyelesaikan masalah Syekh Ali Jaber karena mungkin itu adalah janji," ujarnya. Direktur Rumah Sakit (RS) Yarsi, Andi Erlina, mengatakanSyekh Ali Jaberdirawat selama 19 hari di sana.

Almarhum dimakamkan di pelataran Ponpes Daarul Qur'an dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan tertutup hanya dihadari pihak keluarga dan sejawat. Sebelumnya suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman Syekh Ali Jaber, di pelataran Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Qur'an, Cipondoh, Tangerang, Kamis (14/1/2021). Di sudut pondok para penghapal Al Qur'an itu, SyekhAli, panggilan karib pria 44 tahun itu, terbaring di peristirahatan terakhirnya.

Puluhan keluarga, kerabat dan pengurus pondok pesantren menjadi penghantarnya. Diiringi lantunan tahlil, jenazah Syekh Ali dibaringkan. Meski tak terdengar tangis terisak, namun terlihat airmata menetes dari beberapa anggota keluarga dan sejawat.

Kesedihan tersaru lantunan tahlil yang terus menggema. Ratusan warga, pecinta dan para murid tidak diperkenankan masuk ke area Ponpes. Pandemi Covid 19 menahan rindu menggebu gebu pada sang guru sampai di depan gerbang.

Puluhan aparat bersenjata menjaga ketat pintu masuk agar tidak terjadi kerumunan. Syekh Ali yang sempat terpapar Covid 19 seperti mengilhami para aparat agar virus ganas itu tak menjangkiti yang lain. Beberapa orang sampai nekat menyaksikan pemakaman SyekhAli dari atas atap rumah.

Pihak keluarga tidak banyak berbicara usai pemakaman. Sang adik, Syekh Muhamad menyampaikan bahwa dirinya begitu menghargai dakwah Islam yang selama ini disampaikan almarhum. Metode dakwah yang santun dan tercermin dari laku lampahnya yang tenang, merupakan gaya dakwah yang begitu diterima masyarakat.

"InsyaAllah SyekhAliJaber tetap kita perjuangkan perjuangannya. Walaupun beliau sudah wafat, tetapi InsyaAllah kita bisa meneruskan," ujar Syekh Muhamad. Rasa duka, kenangan, justru disampaikan para kerabat yang dekat dengan almarhum, salah satunya adalah ulama kondang sekaligus pendiri Ponpes Daarul Qur'an, YusufMansur. Yusuf sangat bersyukur pernah belajar dari SyekhAli yang dikenalnya sangat rendah hati.

Setiap bertemu, Syekh Ali selalu menundukkan kepalanya karena posturnya yang lebih tinggi. Yusuf juga sudah menganggap SyekhAli sebagai guru. Kendati demikian, sang guru tak pernah merasa dirinya lebih pintar.

"Guru yang tidak mau dianggap guru, padahal beliau guru. Saya belajar ngaji dari beliau, kemudian beberapa ayat dan surat sama beliau," kata Yusuf. Yusuf juga mengenang jasa besar SyekhAli yang turut membesarkan Daarul Qur'an. "Kemudian SyekhAli atas izin Allah diluaskan dakwahnya ke seluruh tanah air," ujarnya.

Kenangan manis juga dituturkan IrfanHakim, selebriti yang juga karib dengan SyekhAli. Lewat program TV tentang bakat menghapal yang mana SyekhAli menjadi juri dan IrfanHakim sebagai pembawa acaranya, hubungan mereka menjadi dekat. Irfan Hakim mengakui, Syekh Ali lah yang mengajarkan dirinya membaca surat Al Fatihah dengan benar. Hal yang tak akan pernah dilupakannya.

"Dia itu guru, apa lagi soal Al Qur'an. Say itu diajarkan membaca surat Al Fatihah dengan benar itu oleh beliau. Dan itu kesempatan luar biasa," ujar IrfanHakim. Irfan Hakim merasa beruntung bisa menemani SyekhAli sampai ke pemakaman. Keistimewaan yang tidak bisa dimiliki ribuan bahkan jutaan orang lain yang tercerahkan lewat dakwah dan prilaku mulianya.

"Cuma itu yang bisa saya lakukan," pungkasnya.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *